Cara Pasti Menjadi Kaya Raya

Pertanyaan klasik: Apakah setiap insan manusia menginginkan kekayaan? Kalau iya, mengapa tidak semua orang yang menginginkan kekayaan mendapatkan apa yang diinginkannya?
Jika diteliti, maka sikap setiap orang yang menginginkan kekayaan, akan ditemukan satu kesamaan. Yang berhasil menjadi kaya raya tahu apa yang dia mau, membuat perencanaan yang matang, menguasai kapabilitas untuk sukses, memiliki tujuan dan konsep diri yang jelas. Sebaliknya yang lain memburu sesuatu yang tidak jelas. Mereka fokus pada sesuatu nun jauh di sana dan hampir-hampir melupakan tempat berpijaknya sendiri.
Orang-orang yang sukses mendapatkan kekayaan yang diinginkan pada umumnya sangat inovatif, kreatif dan sering merupakan pioner. Mereka membangun fondasi yang kuat di mana mereka berpijak, menyiapkan jalan dan maju meraup apa yang mereka targetkan.

Pada tahun 1848, tepatnya 24 Januari 1848, James W. Marshall, seorang Foreman yang bekerja pada John Sutter menemukan emas di California. Ketika rumor itu tersebar, manusia dari segala Penjuru benua Amerika bahkan dari benua-benua lain seperti Asia, Afrika dan Eropa membanjiri California, terjadilah perburuan emas paling dahsyat sepanjang sejarah. Tidak semua orang yang menginjak tanah mengandung logam yang dimuliakan tersebut menjadi kaya raya, bahkan banyak yang tewas sebelum tiba di atas tanah yang diperkirakan penuh emas itu. John Sutter, yang semula ingin membuka tanah pertanian di sana, malah bangkrut. Tanaman dan ternaknya ludes dirampok karena tidak ada lagi yang sudi menjaganya, semua pekerja dan karyawan Sutter ikut berburu emas.
Para pemburu emas memfokuskan seluruh waktu, tenaga, perhatian, harapan kepada emas-emas yang masih bersemayam dalam tanah. Mereka yang kemudian terkenal dengan sebutan fourty ninners—49— ini tidak semuanya mendapatkan apa yang mereka inginkan. Banyak yang kalau tidak pulang dengan tangan hampa, pulang dalam kondisi sama seperti ketika mereka tiba.

Namun, Samuel Brannan lain! Ia seorang visioner sejati, tetapi sekaligus juga seorang yang menyiapkan fondasi yang kuat untuk berpijak. Ia tidak ikut-ikutan mendulang emas di sungai, dengan cerdik ia membuka sebuah toko yang menjual segala perlengkapan dan supplies untuk para penggila emas. Tentu saja ia kaya raya dalam waktu singkat. Ia menikmati emas murni sementara orang-orang lainnya bertarung nyawa di sungai.
Zaman sekarang, perburuan emas masih terus berlangsung, meskipun bukan lagi emas sungguhan yang diburu. Seseorang di suatu tempat tiba-tiba mengaku dirinya memiliki suatu cara untuk menernakkan uang, melipatgandakan uang, menumbuhkan pohon uang dan banyak lagi. Orang-orang pun berbondong-bondong datang untuk mempelajari cara-cara tersebut.
Seorang teman mengikuti suatu seminar, di mana dia diajarkan cara-cara utuk mendapatkan pasive income 20 hingga 30 juta rupiah perbulan. Sudah banyak yang berhasil, mereka maju memberikan testimoni. Demikian kata teman itu tadi. Katanya ia senang mengikuti seminar Mr. A ini, karena Mr. A telah membuktikan cara yang diajarkan bisa berhasil! Beberapa bulan kemudian teman ini mengeluh, ia tak lagi menggebu-gebu. Katanya ia sudah mencari-cari properti yang cocok untuk dijadikan kos seperti diajarkan di workshop Mr. A, tapi tak menemukan satu pun tempat yang cocok. Waktu 3 bulan yang dijanjikan pun berlalu. Tentu saja teman ini tidak akan menemukan tempat yang cocok, sebab semua yang cocok untuk bisnis tersebut sudah dimiliki oleh Mr. A sendiri, atau beberapa “murid” kelas pertama.
Beda murid beda cerita. Murid Mr. A yang lain berhasil mendapatkan properti dekat daerah kampus yang cocok dijadikan tempat kos. Tetapi ia tidak tahu atau tidak memiliki jiwa untuk menjalankan suatu tempat kos. Tempat kosnya sepi, dari 20 kamar yang ada, hanya terisi 3 kamar.
Apakah Mr. A mengajarkan ilmu sesat? Tentu saja tidak. Saya yakin seratus persen, Mr. A telah membuktikan cara-cara yang diajarkan dalam workshopnya telah teruji dan terbukti seperti kata teman itu. Tetapi, yang tidak diperhitungkan oleh para murid atau yang mungkin sebaiknya disebut pengekor adalah situasi dan kondisi selalu berubah! Pendulang emas yang pertama tiba di Sanfransisco telah membawa pergi berton-ton emas ketika ribuan orang lainnya tiba. Pengekor mereka harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan sekeping saja.
Cara pasti adalah cara logika berpikir, maka ia merupaka sebuah alternatif yang dapat digunakan oleh setiap orang yang memiliki pikiran.

TujuanMenjadi kaya raya harus terlebih dahulu menjadi tujuan dari yang menginginkannya. Walaupun setiap orang mengatakan ia menginginkan kekayaan, belum tentu ia tahu untuk apa atau untuk siapa. Dalam suatu diskusi dengan sekelompok seniman, banyak yang bingung apakah mereka ingin hasil seninya dihargai dengan angka rupiah ataukah terus berkarya, tidak perlu menerima uang sepeser pun asalkan ada orang lain—Pemerintah misalnya—yang menyediakan segalanya untuk mereka.
Tujuan untuk menjadi kaya raya harus lebih mulia, lebih agung daripada kekayaan itu sendiri. Tanpa tujuan yang jelas, orang akan selamanya berputar-putar di tempat yang sama. Renungkanlah, apakah Anda bersedia menukar kedua tangan Anda dengan uang sekian triliun rupiah? Apakah Anda bersedia menjual anak-anak Anda?

Konsep DiriKonsep diri yang jelas memberi identitas yang jelas, jati diri kita dalam hubungannya dengan kekayaan. Dan identitas seseorang tidak terlepas dari refleksi nilai-nilai (values) dan keyakinan (beliefs) dirinya.
Konsep diri yang harmonis dengan values dan beliefs memungkinkan seseorang untuk inovatif dan kreatif. Karena hal-hal demikian baru muncul ketika seseorang congruence (bebas konflik). Dalam bahasa gaul: Ku tahu apa yang kumau! Maka dia tidak akan ragu-ragu untuk maju. Ia tidak akan mengekor pribadi-pribadi lain yang telah menguruk habis emas sambil berkata: “Pergilah ke sana, Nak. Di sana banyak emas, buktinya aku sudah sukses menggali lima ton!”

Values (Nilai-Nilai) dan Beliefs (Keyakinan-keyakinan)
Kita adalah refleksi apa yang kita yakini sebagai kebenaran. Kalau seseorang yakin menjadi kaya raya itu baik dan pantas untuk dirinya, maka ia akan menemukan jalan dan cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Values dan beliefs akan menguatkannya meningkatkan kecerdasan finansial dan membentuk perilaku efektif mendapatkan kekayaan.
Keyakinan akan berhasil memberikannya dorongan semangat untuk maju terus. Melihat jalan di kala orang lain masih mencari-cari. Ia dapat mempelajari apa yang dilakukan oleh pendulang-pendulang emas terdahulu, ia dapat mempelajari apa yang diperbuat Samuel Brannan dan kemudian ia melakukan sesuatu yang melebihi pendahulu-pendahulunya.

Skills and Capabilities
Banyak orang memfokuskan diri pada uang yang diinginkannya tetapi lupa untuk mengasah gergajinya. Ibarat pemburu emas yang ikut-ikutan, berdesakan-desakan untuk meraih kekayaan, namun ketika sudah berdiri di atas tambang emas itu, ia kedapatan tidak memiliki ketrampilan maupun kecakapan untuk mengeluarkan emas dari dalam tanah.
Satu contoh yang sangat nyata adalah betapa banyaknya tersedia cara ini dan cara itu untuk mencapai kekayaan telah diajarkan. Namun hanya sedikit murid-murid yang berhasil meniru guru-gurunya. Mereka itu adalah yang sebelumnya telah terlebih dahulu mengembangkan ketrampilan dan kecakapan mengelola uang. Jadi jangan kaget kalau pameo kuno “Uang yang gampang didapat, gampang pula hilangnya.” Seharusnya hal demikian tak perlu terjadi, jika sebelum mendapatkan uang yang sangat banyak, ia telah ahli mengelolanya.

Behavior (Perilaku)Apa yang kita lakukan untuk mencapai kekayaan tidak terlepas bagaimana kita berperilaku. Sungguh sayang menyaksikan orang-orang yang ingin menjadi kaya raya berperilaku boros. Mereka fokus hanya apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan uang, tetapi tidak akrab sama sekali dengan uang. Tidak sedikit orang dari golongan ini menjadi korban penipuan yang menawarkan iming-iming cara gampang mendapatkan uang. Paling tidak mereka ini mau-mau saja membuang waktu untuk membaca email atau surat arisan berantai. Banyak lagi menunjukkan perilaku: Mengharapkan burung di udara, burung di tangan dilepaskan.” Perilaku memang dapat diajarkan, tetapi bagaimana pun ia perlu dibentuk oleh orang yang bersangkutan.

Environment (Lingkungan)
Dan dengan perilaku yang tepat, memiliki ketrampilan dan kecakapan, konsep diri serta tujuan yang saling mendukung dengan nilai dan keyakinan yang dianutnya, maka pribadi efektif seperti itu dapat menciptakan cara pasti menjadi kaya raya tanpa lagi tergantung kepada kapan dan di mana ia berada. Ia melihat kesempatan ketika orang-orang lain terpaku pada ancaman.




Comments