Oprah Winfrey

Pengalaman Buruk Adalah Sumber
Motivasi 

Siapa yang tidak mengenal sosok Oprah Winfrey? Dia tidak saja sosok paling dikenal di seantero Amerika Serikat, namun juga mendunia. Ketika tulisan ini sedang saya rencanakan, tiba-tiba saya membaca suatu pemberitaan di Internet, bahwa Ratu Talk Show ini akan segera mengundurkan diri dari dunia penyiaran. Beberapa hari sesudahnya saya menyaksikan tayangan CNN dan Larry King mewawancarai sahabat-sahabat Oprah, —barangkali bukan karena Larry King ingin tahu, tetapi siapa yang tidak bertanya-tanya alasan di balik pengunduran diri miliarder perempuan kulit hitam pertama dalam sejarah ini? Namun, hingga kini, pengunduran diri tersebut tetap diliputi misteri. Entah nanti setelah buku ini beredar, dan berarti Anda akan mendengar, melihat dari sumber lain. 
Walaupun sangat dikenal, namun banyak pula fakta-fakta yang hanya diketahui publik secara samar-samar. Misalnya bahwa ia meminta Ralph Lauren merancang jaket cashmere untuk anjing kesayangannya. Terpilih sebagai siswi terpopuler di SMU dan selentingan-selentingan lain yang membuat penggemarnya semakin penasaran.
Kehidupan Ratu talk show ini memang tidak lepas dari kontroversi tetapi perjalanan hidupnya sungguh merupakan kisah mimpi menjadi kenyataan.  Oprah Gail Winfrey lahir tanggal 29 Januari 1954 di Kosciusko, Mississippi.  Meskipun sejak awal dia telah menunjukkan diri sebagai anak cerdas yang sudah dapat membaca pada usia 2 tahun, meloncat ke kelas tiga pada usia enam tahun namun tetap saja belum ada yang menduga bahwa kelak ia akan menjadi tokoh berpengaruh, tidak saja menjadi wanita terkaya di Amerika, tetapi wanita miliuner keturunan Afrika pertama dalam sejarah. 
Ayah Oprah bekerja di pertambangan batu bara dengan penghasilan pas-pasan, sehingga ibunya harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Awal kehidupan Oprah mengalami banyak perubahan, hingga usia enam tahun ia tinggal bersama neneknya, Haitee Mae Lee yang sangat spiritual.  Dalam didikan sang nenek itulah Oprah belajar membaca dan menulis serta menumbuhkan kecintaannya membaca karya-karya sastra sepanjang kehidupannya. Menurut neneknya semenjak Oprah dapat berbicara, ia telah deman panggung dan suka menjadi pusat perhati. Ia membacakan ayat-ayat Kitab Suci dalam kebaktian di gereja setempat, menunjukkan bakat lahiriah seorang penyiar yang akan dikenal dunia.
Ketika menginjak usia enam tahun, Oprah dihadapkan pada pengalaman buruk yang meninggalkan trauma mendalam. Setelah pindah ke Milwaukee bersama ibunya yang tidak begitu memedulikannya, Oprah diperkosa dan mengalami pelecehan seksual yang diperbuat oleh anggota keluarga dekatnya. Jauh dari perlindungan dan kasih-sayang, Oprah melarikan diri kepada obat bius yang mengakibatkan ia harus berurusan dengan beberapa penjara anak-anak.  Setelah melahirkan bayi laki-laki yang langsung meninggal, Oprah melarikan diri dari kehidupannya yang penuh ancaman itu untuk bergabung dengan ayahnya di Nashville, Tennessee. Waktu itu ia baru berusia 14 tahun.
Bertujuan meluruskan kembali jalannya, sang ayah memberi tugas kepadanya untuk membaca satu buku perminggu dan menuliskan laporan apa yang dibacanya. Usaha ini ternyata tidak sia-sia, Oprah terpilih sebagai siswi teladan dan menerima bea siswa penuh dari Tennessee State University di mana ia memilih jurusan Speech Communication dan Performing Arts. Pada waktu itu prestasi setinggi itu belum umum dicapai oleh seorang perempuan keturunan Afrika. Pada usia 18 tahun ia juga memenangkan gelar The Miss Black dalam kontes kecantikan.
Meskipun Oprah telah memulai perjalanan karirnya di media masa sejak masih menjadi siswa sekolah menengah atas, namun barulah pada awal tahun di perguruan tinggi ia mendapatkan kesempatan yang sesungguhnya. Ia menjadi pembaca berita termuda sekaligus wanita kulit hitam pertama di WTF-TV, Nashville. Pada tahun 1976 ia ditempatkan di Baltimore di mana ia menjadi co-anchor (orang kedua yang membaca berita) WJZ-TV untuk siaran berita sore. Kepopulerannya membuka jalan baginya menuju posisi asistan pengasuh acara talk show “People Are Talking” di stasiun tv yang sama.
Senyum lebarnya yang selalu hangat itu segera menjatuhkan hati banyak pemirsa. Pada tahun 1984, ia pindah ke Chicago, Illinois untuk mengasuh acara WLS-TV, AM Chicago. Menyusul pelonjakan rating setelah Oprah menjadi pembawa acara tetap, acara tersebut diganti namanya menjadi The Oprah Winfrey Show dan waktunya pun diperpanjang menjadi satu jam penuh.  Berkat penampilannya sebagai karakter yang ramah menyenangkan, dalam waktu hanya dua tahun telah go national.  Sejak itu dan selama 20 tahun berikutnya tetap menjadi program rating tertinggi dengan perkiraan 30 juta pemirsa di Amerika Serikat saja, belum termasuk  ke 109 negara di seluruh dunia yang mendapatkan hak siaran tunda ataupun langsung.
Dari apa yang sering diucapkan dan diperbuat Oprah, teristimewa pelajaran yang diberikannya secara blak-blakan dalam acara-acara televisinya, kita mendapatkan beberapa pelajaran penting yang selanjutnya dapat dianalisa dengan menggunakan level of modeling.
þ  Spiritual (Visi)
Di awal karirnya Oprah selalu bertanya: “Bagaimana saya dapat memberikan pelayanan? Bagaimana saya dapat menggunakan televisi untuk melayani?” Dan ia menyadari kalasu bisnis yang berhasil dan nilai-nilai sosial yang tinggi saling berkaitan dan saling mendukung.
Di usia belasan tahun dan baru saja terbebas dari penjara remaja,  dan Oprah telah menentukan akan memegang kendali atas jalan hidupnya sendiri, yakni dengan menetapkan gol atau target yang ingin dicapai dalam hidupnya. Ia memiliki visi yang sangat jelas, hal mana terungkap melalui ucapannya pada tahun 1987, di saat umurnya mencapai 32 tahun: “Aku sudah tahu dari dulu, aku akan menjadi miliarder dan wanita kulit hitam terkaya di Amerika pada usia tiga puluh tahun.” Dengan gol dan target yang divisikan serta ditindaklanjuti seperti itu, akhirnya Oprah tidak saja menjadi wanita kulit hitam terkaya di Amerika, bahkan dia menjadi salah-satu orang terkaya di dunia. 
þ  Identitas:
Dedikasinya yang tinggi, semangat dan kepercayaannya terhadap berbagai isu tercermin di depan mata audiennya membedakannya dari presenter-presenter televisi yang lain. Keinginannya yang besar untuk mengembalikan kepada tidak saja komunitasnya sendiri, namun juga komunitas-komunitas di seluruh dunia membuat ia dipuja dan dicintai oleh publik.
þ  Perilaku
 Di lain kesempatan Oprah sering berkata: “Panggilan saya adalah untuk berbicara, memberi suara melalui cara-cara tertentu.” Kata Oprah. Begitu ia menyadari bakat alaminya dan keinginannya yang besar di bidang penyiaran, ia mengarahkan seluruh energinya untuk itu. Adalah kecintaannya yang luar biasa besar melakukan apa yang dilakukannya yang membuat ia menarik simpati seluruh dunia. Kecintaannya menyampaikan otentifikasi, yang mengijinkan orang untuk mengintip ke sisi kehidupan pribadinya yang paling gelap sekali pun menumbuhkan kepercayaan audien terhadap dirinya. Dilengkapi dengan kecintaan berkomunikasi dengan orang-orang dan keyakinan yang kukuh pada panggilan hidupnya, Oprah terangkat ke angkasa yang baru.

Comments