Asal Usul Perayaan Tahun Baru

google image
Perayaan pergantian tahun untuk pertama kalinya dirayakan 45 tahun Sebelum Masehi, jadi bukan pada tahun 1 Masehi, 2018 tahun lampau, melainkan 2018 ditambah 45 atau 2063 tahun lalu. Perayaan tersebut ditandai dengan diberlakukannya kalendar Julian bersamaan naik tahtanya Julius Caesar.

Diktator dari Kekaisaran Romawi ini memutuskan bahwa sistem kalendar yang telah dipergunakan sejak abad ke-7 Sebelum Masehi harus dirombak. Aslinya sistem kalendar Romawi menggunakan sistem penghitungan lunar, namun seringkali meleset menyesuaikan pergantian musim di atas Bumi. Selain itu, dewan pengawas sistem kalendar sering menambahkan hari seenaknya guna memperpanjang tahun kekuasaan politik pihak-pihak yang menguntungkan mereka atau memanfaatkan perpanjangan waktu untuk menyiasati kemenangan dalam pemilu.

Kalendar Romulus (Sebelum direformasi oleh Julius Caesar)
Nama Dalam Bahasa Indonesia
Artinya
Jumlah Hari
Maret
Bulan Mars
31
April
Tidak diketahui pasti
30
May
Tidak diketahui pasti
31
June
Bulan Juno
30
Quintilis
Bulan kelima
31
Sextilis
Bulan keenam
30
September
Bulan ketujuh
30
October
Bulan kedelapan
31
November
Bulan kesembilan
30
Desember
Bulan kesepuluh
30
Jumlah
10 bulan
304

Julius Caesar mengumpulkan beberapa ahli astronomi termasuk Sosigenes yang berasal dari Alexandria yang menganjurkan agar Caesar meninggalkan sistem lunar (bulan) sepenuhnya dan menggunakan sistem solar (matahari) seperti halnya orang-orang Mesir telah melakukannya selama beribu-ribu tahun. Satu tahun solar adalah 365 dan seperempat hari. Caesar melakukan penyesuaian dengan menambahkan 2 bulan (Januari dan Februari) atau 67 hari ke dalam tahun 46 SM yang sedang berjalan sehingga permulaan tahun baru 45 SM jatuh pada tanggal 1 Januari, dannya bukan Maret seperti halnya sistem kalendar lama. Dia juga menetapakan bahwa setiap 4 tahun satu hari harus  ditambahkan pada bulan Februari sebagai upaya mematok sehari sama dengan 24 jam secara konsisten.
Sebelum mati terbunuh pada tahun 44 Masehi, Julius Caesar mengganti nama bulan Quintilis dengan namanya sendiri: Julius (Juli). Penerusnya Kaisar Romawi, August mengikuti jejaknya mengganti nama bulan Sextilis dengan namanya sendiri: August (Agustus).
Perayaan pergantian tahun terus melenceng dari tiap tanggal 1 Januari hingga abad pertengahan, bahkan pengikut setia kalendar Julian tidak lagi sependapat bahwa tanggal 1 Januari menandai pergantian tahun baru. Hal ini disebabkan mereka mendapati bahwa Caesar dan Sosigenes gagal mengalkulasi nilai yang tepat atas tahun solar: 365,242199 hari, dan bukan 365,25 hari. Dengan demikian, telah terjadi selisih 11 menit pertahun atau berjumlah 7 hari hingga tahun 1000 dan mencapai 10 hari hingga abad ke-15.
Kerancuan ini ditanggapi serius oleh gereja Katolik Roma. Pada tahun 1570, Paulus Gregory XIII menunjuk astronomer Christopher Clavius untuk menyusun kalendar baru. Tahun 1582 kalendar Gregorian diimplementasikan dengan mempercepat pergantian tahun 1581 ke 1582 sebanyak 10 hari. Kalendar Gregorian ini hampir sama dengan kalendar Romawi, dengan perhitungan satu tahun 365 dan dan setiap 4 tahun sekali ditambahkan 1 hari pada bulan Februari sehingga bulan ini berakhir pada hari ke-29, sekarang kita mengenalnya sebagai tahun kabisat, di mana jumlah angka tahun dapat dibagi 4 dan mendapatkan angka bulat, misalnya 2016/4=504. Tahun kabisat berikutnya dalam dekade ini adalah tahun 2010.
Jika kita perhatikan maka, kalendar Romulus setelah Julius Caesar mengganti nama bulan Quantilis menjadi July, dan kaisar penerusnya, August mengganti Sextilis menjadi August, susunan nama ke-12 bulan yang kita kenal sebagai kalendar Gregorian ini adalah sama dengan yang digunakan secara internasional sekarang ini. Koreksi yang dilakukan hanyalah 0.007801 jam pertahun.
Semenjak implementasi kalendar Gregorian itu pula orang di seluruh dunia berkumpul pada malam 1 Januari untuk menyambut datangnya tahun yang  baru.

Comments