Setiap tahun, pada tanggal 21 April sejak tahun 1946, perempuan Indonesia merayakannya sebagai hari Kartini. Suatu ironi yang tak pernah disadari oleh perempuan Indonesia bahwa “merayakan” hanya sesuai diperuntukkan pada hari-hari raya seperti Tahun Baru. Tetapi ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita sejak dari waktu ke waktu memperingati perjuangan emansipasi dengan memamerkan kemewahan kebaya mereka beserta pernak-perniknya. Sedangkan perempuan yang tidak seberuntung mereka secara ekonomi, tanpa banyak keluh-kesah mengenakan kain dan kebaya lusuh mereka. Padahal sebenarnya, nasib merekalah yang berusaha diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini.
R.A. Kartini sebagai guru. |
Dalam artikel ini saya tidak akan membahas masalah emansipasi aspek lain selain aspek ekonomi dan apa peranan perempuan dalam kemajuan ekonomi negeri ini. Seorang rekan Financial Planner pernah mengatakan bahwa peranan istri dapat disamakan sebagai direktur keuangan dalam suatu perusahaan. Jika suami dapat diibaratkan sebagai kepala (kepala rumah tangga) maka istri dapat diibaratkan sebagai leher (yang berperan sangat penting dalam menunjang suami).
Suami bisa saja pintar mendapatkan uang, namun istrilah yang harus pintar mengaturnya sehingga semua kebutuhan rumah tangga terpenuhi, terdapat sisa yang dapat ditabung dan dicadangkan untuk pendidikan anak-anak serta dana pensiun. Hal itu dapat dilaksanakan oleh seorang ibu rumah tangga dengan syarat: (1) penghasilan suami cukup besar, (2) suami memberikan semua penghasilannya, (3) terjalin komunikasi yang baik dalam rumah tangga. Tetapi meskipun ketiga syarat di atas terpenuhi, seorang istri harus melek keuangan.
Mulai dari Keuangan Keluarga
Mengelola keuangan keluarga sebenarnya sangat sederhana; berikut ini merupakan tips yang sering diberikan oleh perencana keuangan keluarga.
ü Pertama-tama ajaklah anggota keluarga lain untuk bersama-sama membuat daftar kebutuhan selama sebulan.
ü Lakukan analisa yang teliti lalu lakukan pemisahan mana yang merupakan ‘nice to have’ dan mana yang merupakan needs (kebutuhan yang tak dapat dihindari).
ü Apakah Anda terlanjur berutang dan cicilannya melebihi 20 persen dari total penghasilan (pemasukan) kelaurga? Jika demikian, usahakan membicarakan dengan pemberi kredit untuk menjadwal ulang utang tersebut. Jika hal itu tak memungkinkan, maka carilah pinjaman dengan bunga yang lebih rendah untuk melunasi utang berbunga tinggi. Selama cicilan Anda masih sama dengan atau lebih besar dari 20 persen, janganlah melakukan pembelian kredit atau berutang.
ü Pisahkan 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari. Jika 40 persen dari penghasilan tidak mencukupi, berpikirlah kreatif apa lagi yang dapat dihemat; misalnya menghemat penggunaan listrik, mengubah kombinasi menu makan sehari-hari.
ü Pisahkan 20 persen untuk kebutuhan pribadi.
ü Menabung secara disiplin 20 persen. Tabungan harus disetorkan ke rekening pada awal bulan, selambat-lambatan 1 x 24 jam setelah penghasilan diterima. Jika Anda tidak perlu mencicil pembayaran utang, maka dapat ditabung dan bila telah cukup dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang termasuk ‘nice to have.’
Tingkatkan Manfaat Kartu Kredit
Akhir-akhir ini banyak bank penerbit kartu kredit menawarkan kartu kredit bebas iuran tahun pertama, bahkan ada yang seumur hidup bila Anda memiliki tabungan di bank tersebut. Tidak apa-apa memiliki kartu kredit lebih dari satu asal Anda tahu bagaimana memanfaatkannya secara tepat. Sebagai contoh saya menggunakan kartu kredit “A” untuk membayar biaya pendidikan putra saya sebesar Rp 25.000.000. Hari bebas bunganya adalah 20 hari, dan tanggal cetaknya setiap tanggal 4. Karena itu saya bernegosiasi dengan lembaga pendidikan tersebut agar saya diijinkan membayar tanggal 5, dengan demikian tagihan tersebut baru tercetak pada tanggal 4 bulan berikutnya, di tambah masa antara tanggal cetak hingga tanggal jatuh tempo, maka saya baru akan membayar pada tanggal 24 dua bulan yang akan datang.
Saya masih memiliki cara untuk mendapatkan benefit lebih besar, saya transfer tagihan kartu kredit “A” ke rekening kartu kredit “B” di mana saya bisa mencicil selama 3 bulan tanpa bunga. Cicilan pertama pun baru jatuh tempo pada akhir bulan pertama setelah di transfer. Uang tunai yang saya miliki, saya depositokan, walaupun bunganya kecil, tetapi uang tereservasi untuk melunasi hutang kartu kredit.
Dari kartu kredit “A” saya mendapatkan poin setiap saat berbelanja dan poin tersebut jika telah terkumpul dapat ditukarkan dengan voucher belanja di departemen store terkemuka. Saya selalu menggunakan kartu kredit untuk belanja harian, tetapi saya tidak pernah membeli sesuatu apapun yang tidak terdapat dalam daftar barang-barang yang harus dibeli.
Beberapa Patangan dalam Menggunakan Kartu Kredit
Ø Jangan menggunakan kartu kredit jika tidak ada uang di tabungan atau penghasilan pasti diterima pada saat tagihan tersebut jatuh tempo.
Ø Jangan menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang yang belum dibutuhkan atau yang tidak terdapat dalam daftar kebutuhan Anda. Bank penerbit kartu kredit selalu berusaha merayu nasabah mereka dengan diskon-diskon menarik dan cicilan tanpa bunga, namun Anda sendirilah yang harus memutuskan apakah Anda perlu melakukan pembelian atau masih dapat ditunda. Ingat, diskon ditawarkan berulang kali dalam rentang waktu setahun.
Ø Jangan sekali-kali membayar tagihan minimumnya, lunaskan seluruh tagihan pada saat jatuh tempo. Tagihan yang tidak terbayar dikenakan bunga sangat tinggi sekitar 48 persen pertahun, dan dihitung sejak tanggal transaksi bukan tanggal jatuh tempo.
Ø Jangan telat membayar tagihan Anda, sebaiknya menggunakan fasilitas auto debet agar Anda tidak kelupaan membayar tepat waktu, late charge sangat menyakitkan.
Ø Jangan berlangganan kartu kredit yang mengenakan iuran tahunan kecuali fasilitas lain yang ditawarkan sangat menarik, contohnya kartu kredit “B” saya mengenakan iuran bulanan, namun karena fasilitas menerima transfer dari saldo kartu kredit lain, saya tidak menutup kartu kredit tersebut.
Ø Jangan menerima penawaran dari bank penerbit untuk menunda pembayaran dengan bunga seringan apapun.
Mendapatkan Pendapatan Tambahan
Seorang ibu rumah tangga penuh waktu bisa saja mendapatkan penghasilan tambahan yang tak terbatas, asal ia mau berusaha. Anda harus berpikir secara kreatif dan tidak pernah berkata: “Tidak ada kesempatan.” Kesempatan tidak pernah datang dengan sendirinya, ia menunggu untuk diketemukan. Bagi seorang ibu rumah tangga yang menguasai bahasa Asing ia dapat menjadi penerjemah, menulis buku, mengajar les dan sebagainya. Jika tangannya terampil dia dapat membuat berbagai kerajinan tangan. Jika suka memasak, dia dapat menjalankan bisnis jasa boga. Jika suka berdagang, dia dapat membuka toko atau warung. Tidak jarang seorang ibu rumah tangga dapat menggerakkan ibu-ibu di lingkungan RT/RW untuk mengelola limbah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Teman saya, mendapatkan penghasilan tambahan dengan jasa jemput-antar anak sekolah, sekalian mengantar-jemput putra-putrinya sendiri. Teman saya yang lain yang suka merangkai bunga sering mendapat order dari gereja dan tempat penyelenggaraan resepsi, sehingga lama-lama hobby tersebut berkembang menjadi usaha florist yang menguntungkan. Yang penting Anda berpikiran kreatif, maka banyak sekali kesempatan emas dapat diketemukan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda.
Comments
Post a Comment