Saya merasa berhutang
kepada Tuhan sebab selama ini belum pernah bersaksi atas terkabulkan Doa Novena
Kepada Hati Kudus Yesus 12 tahun silam. Tahun 1999 karir saya mengalami set-back, saya mengalah dalam
pertarungan politik kantor dan mengundurkan diri. Untunglah secara keuangan
tidak terlalu buruk sebab sejak 1997 saya telah memiliki bisnis sampingan.
Setelah
mengundurkan diri dari dunia korporasi seharusnya saya merasa beruntung, sebab
bisa konsentrasi menjalankan bisnis saya, nyatanya saya waktu itu juga merasa
berhutang pada diri sendiri, sebab gol saya pindah ke Jakarta belum terpenuhi.
Saya belum menjadi direktur di perusahaan internasional. Jadi awal 2000 saya
memutuskan untuk kembali ke dunia korporasi. Saya mulai rajin mencari lowongan
pekerjaan di koran dan menghubungi beberapa lembaga executive search. Dalam waktu singkat panggilan interview berdatangan, namun sayangnya
saya belum menemukan perusahaan yang betul-betul multinasional (MNC).
Barulah
pada pertengahan Maret 2000 saya menemukan sebuah lowongan pekerjaan seperti
yang saya mimpikan. Saya mengirimkan surat lamaran yang saya persiapkan sebaik
mungkin dan sebulan setelah mengirimkannya saya mulai Novena Hati Kudus Yesus.
Selama sembilan malam berturut-turut saya berdoa supaya lamaran saya diterima. Saya
mengharapkan mujizat sebab sebulan telah berlalu tanpa kabar.
Walaupun
hari berlalu dan bulan berganti, tidak ada surat panggilan dari perusahaan itu,
tetapi hati saya yang penuh iman percaya surat panggilan atau telepon dari
perusahaan itu akan tiba. April berganti Mei dan Mei berganti Juni, belum
waktunya. Tidak ada kabar. Ajaibnya, iman saya begitu besar sehingga saya tetap
percaya akan diterima perusahaan tersebut. Saking percayanya saya bahkan berani
menolak beberapa rekomendasi dari perusahaan executive search.
Lalu datanglah telepon itu, dari
Direktur HR perusahaan itu, Bapak K! Singkat cerita saya menjalani proses
interview yang lancar dan mereka percaya pada CV saya dan saya diterima dengan remunerasi package di atas yang pernah
saya harapkan. Hingga saat itu belum ada bukti bahwa berkat Hati Kudus Yesus
yang tak pernah mengecewakan saya diterima berkarir di perusahaan yang saya
idam-idamkan sampai suatu hari—beberapa bulan setelah saya bergabung dengan
perusahaan itu—saya mengobrol dengan Bapak K dan atasan langsung saya Mr. DS.
Ketika perusahaan memasang iklan di harian nasional untuk sebuah posisi
prestise seperti itu, mereka menerima lebih dari 300 surat lamaran. Pada
seleksi putaran pertama surat lamaran saya masuk ke tumpukan cadangan. Sepuluh
orang dari hasil seleksi paling menjanjikan diwawancarai. Tidak ada yang sreg
di hati kedua pimpinan perusahaan itu. Dan entah mengapa, mereka mengambil dan
membaca CV saya lagi, tetapi hanya untuk sekali lagi meletakkannya kembali ke
tumpukan cadangan. Mereka memanggil sekitar lima orang lainnya dan tidak ada
yang sreg. Bapak K mengaku sesuatu menggelitik hatinya sehingga ia mengambil
dan meneliti CV saya untuk ketiga kalinya. Sementara itu Mr. DS masih menunggu
keputusan seorang calon, masih berstatus manager sebuah hotel berbintang lima. Satu-satunya
calon potensial yang mereka harapkan.
Menurut Bapak K beberapa hari
kemudian executive hotel berbintang itu mengabarkan kalau dirinya batal resign dari tempat kerjanya dan dengan
demikian Bapak K dan Mr. DS kembali empty
handed. Jadi akhirnya Bapak K berkata kepada Mr. DS: “Mungkin kita coba dengan pelamar ini? Semua kualifikasinya ok,
satu-satunya yang tidak fit di sini adalah ia tidak datang dari latar belakang
budaya yang kita inginkan.” Mr. DS setuju.
Saya tidak pernah bercerita tentang
keyakinan saya di hadapan Bapak K atau Mr. DS. Justru Bapak K sendiri merasa
heran mengapa ia tidak bisa melupakan surat lamaran saya? Menurut pengakuan
Bapak K sendiri ia merasa suatu kekuatan yang lembut namun sulit ditolak
berulang kali “memaksanya” mengambil surat saya yang telah “dibuang.” Surat
lamaran saya tidak pernah dimasukkan ke dalam map, jadi waktu saya dipanggil
untuk wawancara surat itu masih dalam amplop. Fakta ini membuat saya percaya,
bahwa sebenarnya saya tidak terseleksi. Tetapi kekuatan great divine telah ikut berperan. Doa dengan penuh iman telah
dikabulkan.
Dan
selama sembilan tahun saya bekerja di perusahaan ini, kebaikan luar biasa dan pertumbuhan
serta achievements telah saya terima.
Banyak kali saya berdoa memohon hal-hal lain. Terkadang hati saya begitu teguh
dan yakin, dan doa saya dikabulkan. Tidak jarang pula saya berdoa tetapi penuh
keraguan. Misalnya saya berdoa memohon bantuan Tuhan supaya rencana saya
berhasil, tetapi tak lama kemudian saya merasa takut dan dalam hati saya
berkata: “Waduh! Bagaimana kalau tidak berhasil?” Saya kemudian menyadari bahwa
ini adalah cara berdoa yang salah. Jika saya memohon kepada Tuhan maka saya
harus percaya Tuhan akan mengabulkannya. “Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka
pintu akan dibukakan bagimu.” Sabda Yesus dalam Matius bab 7 ayat 7.
Semua
telah disediakan olehNya dan jika saya tidak pernah mau menerima semua berkat
dan karunia itu, maka saya akan ditegur, sebab Tuhan Yesus juga bersabda dalam
Yohanes bab 16 ayat 24: “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam
namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Doa
harus menjadi energi yang menggetarkan universe,
menggerakkan energi maha besar sehingga doa yang terpancar dari pikiran dapat
menjadi materi. Jika saya berdoa namun saya tidak percaya dengan apa yang saya
doakan, saya mengacaukan energi saya sendiri. Saya tidak memancarkan energi
seperti yang dipancarkan oleh orang-orang yang percaya dan tidak juga seperti
orang-orang yang pasrah sebaliknya saya berjuang dengan kekuatan diri yang
dalam keadaan redup.
Berdoa
ReplyDeleteSeringkali orang berdoa meminta sesuatu tapi tidak mengiringi dengan tindakan seperti lelaki miskin yang berdoa supaya memenangkan lotere namun tidak pernah sekali pun beli lotere.
Terima kasih Ibu Erni atas tulisannya di atas. Semakin meyakinkan saya akan kekuatan Doa Novena Hati Kudus Yesus.
ReplyDeleteSukses selalu untuk setiap perjalanan hidup Ibu Erni dan keluarga yah. God bless.
Terima kasih, Rahayu, untuk komentar dan doanya.
ReplyDeleteSalam damai
Tolong bantu doakan agar Novena Hati Kudus Yesus yang saya doakan agar suami yg pergi mau kembali pulang kerumah, dapat terkabul, terima kasih banyak atas bantuan doanya
ReplyDelete