President US Barack Obama http://www.youtube.com/watch?v=416oyZmugEc |
Bagaimana Melatih Para Pelatih? Hubungi kami: WA: +62 812345 12 896 |
Hanya itu sajakah yang membuat
pidato Obama hebat? Tentu tidak. Yang paling memegang peranan menurut saya
adalah bahasa tubuh dan vocal variety (variasi vokal) yang
dikuasainya dengan baik. Ada yang mengatakan sebenarnya Obama tidak suka
menghafal transkrip pidatonya, tapi dari bahasa tubuhnya tidak kelihatan
sedikit pun bahwa ia membaca dari layar komputer di lectern-nya.
Seperti yang dikemukan para ahli komunikasi dan salah-satunya
Prof. Mehberain 55 persen bahasa tubuh, 38 persen suara dan sisanya hanya 7
persen kata-kata merupakan gabungan komunikasi efektif, ini juga yang yang
dilakukan Obama. Beberapa frase yang sangat kuat menjadi semakin kuat ketika
Obama memberikan tekanan dengan gerakan tubuh, cara ia berdiri, memiringkan
tubuhnya ke kanan atau ke kiri, bersandar pada podium atau tegak dan terutama permainan tekanan, nada, tempo
suara.
Susunan pidato yang bagus selalu terdiri dari tiga
bagian; pembukaan, batang tubuh dan penutup. Pada detik-detik pertama, Obama
menggunakan kata-kata yang mudah dicerna untuk meraup perhatian hadirin. Berbeda
sekali dengan model pidato pejabat maupun orang pada umumnya di Indonesia,
memulai pidato dengan pengantar yang panjang lebar, Obama langsung memulai
dengan mengucapkan ‘thank you, thank you so much’. Setelah itu ia memilih
kata-kata yang merangkul dan mempersatukan bangsa Amerika. Ia menggerakkan spirit
atau semangat, menghembuskan gelembung-gelembung impian ke kepala pendengarnya, menerbangkan
harapan dan kemudian ia jadikan tenaga pendorong untuk maju ke depan.
Menariknya lagi kalimat pertama setelah ‘thank you so much’, Obama mengabungkan
masa lampau—sejarah bangsa Amerika yang paling krusial—dengan masa sekarang dan
masa depan. [Malam ini, lebih dari 200
tahun setelah bekas koloni ini memenangkan haknya untuk menentukan nasibnya
sendiri, usaha-usaha untuk menyempurnakan persatuan kita bergerak maju ke
depan.]
Bagaimana tubuh dan suaranya ketika
mengucapkan kalimat di atas? Ia berdiri dengan postur tegap namun sekaligus
santai. Ia menggunakan jeda pada momentum yang tepat untuk menambah efek
kata-katanya. Ketika ia mengucapkan kata-kata moves forward, ia menoleh
ke kanan sementara tangan kirinya bergerak ke arah kiri. Dengan demikian ia
meraup hadirin dengan baik. Ia tidak menggerakkan tangan kirinya lebih tinggi
dari dagunya dan hadirin dapat merasakan bahwa ‘moves forward’ adalah sebuah proses yang masih harus dijalani,
bukan hasil akhir. Hal ini kemudian memang dikatakannya. Ia tidak bergerak ke
depan sendiri, …[Bergerak ke depannya
disebabkan Anda semua.] Di ujung kalimat ia membiarkan sejenak pendengarnya
bersorak dan menyerap kata-katanya.
Selanjutnya—seperti telah disinggung
di atas—ia menggerakkan dan menyatukan rakyat Amerika dengan kalimat-kalimat
berikut ini: Bergerak ke depannya
disebabkan anda menyatukan kembali semangat yang telah memenangkan peperangan
dan depresi, semangat yang telah mengangkat (sepasang tangannya bergerak ke
atas seperti sedang mengangkat sesuatu, tidak terlalu menggebu-gebu, sedikit
lembut) negara ini dari keputusasaan yang
dalam ke pengharapan yang tinggi, keyakinan bahwa setiap diri kita akan
mengejar impian masing-masing, kita adalah sebuah keluarga Amerika dan kita
bangkit atau jatuh bersama-sama sebagai satu negara dan sebagai satu-kesatuan
bangsa.]
Malam ini, (kata ini menjangkar hadirin untuk kembali
memerhatikan apa yang akan dikatanya dan menjadi platform pengharapan) pada pemilihan umum ini, kau, rakyak Amerika
(Obama tidak langsung mengatakan ‘the American people’ tapi ia menegaskan
‘you’ lalu jeda sehingga setiap orang dapat merasa menjadi bagian dari momentum
penting ini) mengingatkan kita bahwa
sementara jalan yang sedang kita tempuh sulit, sementara perjalanan kita sangat
panjang, kita memungut diri kita sendiri, kita meneruskan perjuangan, dan kita
tahu dalam hati kita semua bahwa United States of America yang terbaik sedang
menunggu.(Perhatikan pula bagaimana Obama selalu menggunakan
kalimat-kalimat pendek, dan memberi tekanan pada kata-kata yang menginspirasi).
Bagian berikutnya Obama kembali
menyatakan terima kasihnya kepada rakyat Amerika. Di sini sebenarnya ia
menyelipkan semacam syair sebagai pemanis dan ia akhiri dengan mengatakan hal
yang sangat penting, bahwa ia tidak ‘memusuhi’ para pemilih Romney, lawan
politiknya. Seperti kemudian bisa kita simak Obama menyatakan penghargaannya
pada pengabdian keluarga Romney kepada negara Amerika dan ia siap bekerja sama
untuk memajukan “moves forward”
negara Amerika. Di sini ia menggunakan kata mengedepankan negera untuk ketiga
kalinya, dalam keseluruhan pidatonya ia mengulang frase ini sebanyak tujuh
kali. (…anda membuat suara anda terdengar,
dan anda membuat perbedaan.” Jika
kita menganalisa kalimat ini dari sudut neuro-linguistic, maka sangat jelas ini
adalah kalimat kinesthetic, kata “voice” (auditory) menjadi kehilangan
tekanannya. Hal ini dapat dipahami mengingat kemenangan tipisnya, Obama harus
mampu menggerakkan emosi rakyat Amerika dan mengorbitkan perasaan puas secara
emosional bagi para pendukungnya.
Obama memuji wakil presiden Joe
Biden dan menyebutnya ‘America happy warrior’. Benar atau tidak Obama
berpendapat Biden adalah wakil presiden terbaik yang diinginkan setiap
presiden, hal itu tidak terdeteksi dari bahasa tubuh atau suara Obama ketika
mengucapkannya. Bahkan ia tampil sangat meyakinkan dan itu membuat hadirin
menyambut antusias. Sambutan gegap-gempita juga langsung membahana ketika Obama
menggunakan kata-kata yang begitu puitis untuk memuji Michele dan kedua
putrinya. Jelas ia berhasil membangun citra keluarga yang mengusung nilai luhur
Amerika—keluarga yang utuh dan bahagia. Sungguh sebuah pencitraan hebat. [Dan
aku tidak akan menjadi orang seperti ini sekarang tanpa perempuan yang setuju
menikahiku 20 tahun silam. Biarkan aku katakan di depan umum: Michelle, aku tak pernah mencintaimu lebih lagi
seperti aku mencintaimu sekarang. Aku tak pernah sebangga itu terhadapmu
menyaksikan seluruh Amerika jatuh cinta padamu, juga, sebagai ibu negara. Sasha
dan Malia, di depan mata kami kalian tumbuh menjadi dua wanita muda yang kuat,
cerdas dan cantik, persis ibu kalian. Dan saya begitu bangganya pada kalian,
sobat-sobat. Tapi aku akan berkata untuk sekarang seekor anjing mungkin sudah
cukup.”
I have never
loved you more.
Tentunya kalimat ini tidak bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan Google
translate. Tapi boleh dicoba. Ini adalah sebuah frase seperti teman saya di
Inggris kalau ditanya: How are you? Mereka akan menjawab dengan sarkastis: “Never
been better.” Maksudnya “Belum pernah sebaik ini.” Mungkin lebih puitis kalimat
Obama diterjemahkan sebagai: “Aku semakin mencintaimu.”
Bagian dari pidato ini memang perlu disampaikan
sebagai bagian dari pencitraan dan diperuntukkan bagi telinga kaum hawa. Obama
tentunya sadar reaksi dingin hadirin pria. Jika Anda menyaksikan tayangannya di
video ataupun di youtube, akan tampak jelas hal ini. Jadi dalam suatu pidato
jenis kelamin hadirin juga menjadi faktor penting. Setelah diam sejenak dan
membiarkan para wanita menikmati pertunjukannya, Obama melanjutkan pidatonya
dan kali ini ditujukan kepada tim kampanye, sukarelawan dan para kaum pria
segera berdiri dan melambai-lambaikan bendera kecil mereka.
Kata-kata yang ditujukan kepada tim kampanye dan
sukarelawan bukan sekedar ucapan terima kasih. Tapi reward—hadiah yang dapat
dinikmati tidak saja oleh kuping melainkan juga oleh hati. Perhatikan di sini
pilihan kata-katanya yang saya beri warna: To
the best campaign
team and volunteers in the history of politics. The best. The best ever. Some of you were new this
time around, and some of you have been at my side since the very beginning. But all of you are family.
No matter what you do or where you go from here, you will carry the memory of the history we made together
and you will have the lifelong appreciation of a grateful president.
Thank you for believing all the way, through every hill, through every valley. You lifted me up the whole way
and I will always be grateful for everything that you’ve done and all the
incredible work that you put in.
Obama—ataupun orang yang ditugaskan menulis pidato
ini—sangat teliti memilih kata-kata yang memiliki efek psychology—neurolinguistic
yang meninggalkan jejak mendalam. Pertama ia mempersonafikasi setiap anggota
tim dan sukarelawan dengan menyebut mereka sebagai tim dan sukarelawan terbaik.
Lalu ia menambahkan tekanan dengan pengulangan, yang terbaik, Terbaik yang
pernah ada. Setelah itu ia mempersatukan mereka dalam suatu ikatan abadi: Tapi
kalian semua adalah satu keluarga. Kemana pun kalian pergi dan apapun yang
kalian lakukan, kalian akan membawa kenangan dari sejarah yang telah kita buat
bersama ini dan kalian akan dihargai sepanjang umur oleh seorang presiden yang
tahu berterima kasih. Pada kalimat terakhir Obama menegaskan betapa pentingnya
pekerjaan tim kampanye dan sukarelawan: Anda mengusung saya sepanjang
perjalanan mendaki bukit dan menuruni lembah. Semua yang Anda kerjakan itu luar
biasa.
Selanjutnya Obama berbicara panjang lebar tentang
alasan di balik percaturan politik. Barangkali sedikit pembelaan diri berhubung
kampanye kali ini menghabiskan uang terbanyak sepanjang sejarah Amerika. Tapi
apa yang dikatakannya tidak akan mendapatkan perhatian seandainya Obama bukan
seorang pembicara publik kampiun. Apa yang dikatakannya merupakan klise
seandainya vocal variety-nya tidak
hebat. Namun ia memberi tekanan suara pada kata-kata yang mewakili harapan,
misalnya …same opportunity
(kesempatan yang sama). Ia mengatakan seperti memberi pengakuan akan small things that matter (hal-hal kecil
yang berarti penting). Obama juga dengan telaten membangun akselerasi dari
kata-katanya, menghubungkan hal-hal kecil yang dilakukan tapi membawa dampak
besar secara bersama. Politik boleh jadi dianggap kontes ego, tapi Obama mampu
menghubung-hubungkan setiap tindakan kampanye politik menjadi tujuan akhir
sebuah bangsa adi daya. Sebuah simpul: That’s
why we do this. That’s what politics can be. That’s why elections matter. It’s
not small, it’s big. It’s important.
Obama terus berbicara tentang
demokrasi. Tentang orang-orang di belahan dunia lain yang berjuang dengan mempertaruhkan
nyawa hanya supaya suara mereka didengar, hanya supaya bisa mencoblos dalam
pemilihan kepemimpinan politik yang demokrasi. Semuanya itu klise, tapi sekali
lagi dengan kalimat pendek-pendek dan jelas, Obama menghipnotis hadirinnya.
Dalam negeri ia mengajak rakyat Amerika bergerak ke depan. Berulang-ulang ia
menggunakan kata …forward. Ia tidak
mengklaim dirinya sendiri superman atau Pemerintah harus berjuang sendiri,
Obama mengingatkan: America’s never been
about what can be done for us. It’s about what can be done by us together
through the hard and frustrating, but necessary work of self-government. That’s
the principle we were founded on.
Ia menaruh klimaks dari
pembicaraannya tentang pentingnya kampanye, pemilihan umum, dan demokrasi. Bahwa
dengan memilihnya untuk termin pemerintahan kedua membuatnya lebih siap. Namun
sekali lagi ia tidak menggunakan kata-kata yang tawar, ia menghubungkannya
dengan kisah-kisah dan perjuangan anda… And
with your stories and your struggles, I return to the White House more
determined and more inspired than ever about the work there is to do and the
future that lies ahead. Para pengamat politik dan komentator tentu saja
sangat menyukai alinia di atas. Namun bayangkan apa efeknya jika
kalimat-kalimat tersebut diubah: And with
your vote and support, I return to the White house more prepared and determined
and we are ready to work hard to make this country moves forward. Hambar
bukan?
Tampaknya Obama memilih gaya
berbicara yang berapi-api, namun ia selalu kembali ke level yang lebih tenang
bahkan diam sesaat di setiap akhir alinia. Ia tidak sekedar terdengar
berapi-api, tapi ia menyulut kata-kata di akhir alinia sedemikian sehingga
hadirinnya merasa terbakar. Setiap katanya seperti ombak yang menghantam cadas
berturut-turut dan konstan. Perhatikan ketika ia mengucapkan kata-kata berikut
ini dengan kata sambung “or”: It doesn’t
matter whether you’re black or white or Hispanic or Asian or Native American or
young or old or rich or poor, able, disabled, gay or straight, you can make it
here in America if you’re willing to try. Suaranya mencerminkan bahwa
setiap golongan yang disebutnya sama pentingnya.
Pola seperti mengalir, terpecah-pecah, berpencaran, puitis,
diam yang digunakan Obama mengingatkan saya pada 5Rhythims® dari
Gabrille Roth. Pada tahap puitis ia bahkan menyelibkan story telling yang menyentuh perasaan, misalnya ketika ia bercerita
tentang seorang anak perempuan yang menderita leukimia. Ia menambahkan efek,
setiap orangtua di ruangan itu meneteskan air mata. Nah, siapa yang tidak suka
mendengarkan orang bercerita? Apalagi Obama meraih si anak perempuan berumur
delapan tahun itu ke hadapan hadirin: “…aku bertemu langsung dengan anak luar
biasa itu …” dan “itu bisa saja terjadi pada anak kita sendiri…”
Mari kita bahas sekarang penutup
atau closing speech-nya. Obama
mengakhiri pidatonya dengan klimaks yang membahana. Nadanya semakin tinggi,
volume suaranya semakin keras dan ia menikmati itu. [Aku yakin kita bisa meraih masa depan bersama-sama sebab kita tidak
terpecah-pecah seperti yang disarankan politik kita. Kita tidak sesinis seperti
yang diyakini para ahli politik. Kita lebih besar dari kumpulan ambisi pribadi
kita, dan kita lebih dari kolektif negara-negara bagian merah dan negara-negara
bagian biru. Kita adalah dan selamanya akan menjadi United States of America
ini. Dan bersama dengan bantuan Anda dan karunia Tuhan, kita akan meneruskan
perjalanan kita menuju ke depan dan mengingatkan dunia bahwa kita hidup di
negara paling hebat di seluruh permukaan Bumi. Terima kasih, Amerika. Tuhan
memberkati Anda semua. Tuhan memberkati negara-negara bagian bersatu ini.]
Thanks bu Erni, saya memang terbakar oleh pidato hebatnya Obama tetapi lebih terbakar lagi oleh kejelian bu Erni menyingkap dengan cerdas implikasi "psiko-neurosis" dari setiap diksi yang mengandung roh penyulut itu. Thanks dan salam sukses!
ReplyDeleteThanks, Pak Semuel atas komentarnya.
DeleteSaya merasa yakin bahwa menulis artikel ini bermanfaat untuk membagikan teknik, terutama penulisan pidato Obama.
Di pertemuan Toastmaster saya dan teman-teman sering berdiskusi teknik vocal variety-nya. Walaupun begitu saya merasa pidato jenis ini hanya cocok untuk jenis pidato motivasi dan orasi. Agak sulit juga kalau diterapkan di bisnis. Namun dari sisi penulisannya bisa diterapkan di bidang apa saja.
Terima kasih sekali lagi untuk komentarnya.
Salam berdaya sukses mulia
sangat detail dan jernih...boleh saya share ?
ReplyDeleteSilakan deh...tapi boleh tahu nggak, Anda siapa?
Deletesaya purnomo...
ReplyDelete