P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/Hatta.
Di atas adalah teks proklamasi
(pernyataan kemerdekaan RI) yang dirancang oleh Drs. Mohammad Hatta, Ir.
Soekarno dan Mr. Raden Achmad Soebardjo pada dini hari (antara pk. 02.00-04.00)
17 Agustus 1945. Naskah yang dikenal sebagai naskah otentik ini diketikkan oleh
tokoh pemuda Mohamad Ibnu Sayuti Melik langsung dari tulisan tangan Ir.
Soekarno.
Bila kita perhatikan ternyata pada naskah
asli yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno terdapat coretan pada kata [PENYERAHAN]
dan di bawah coretannya dituliskan [PEMINDAHAN]. Apapun latar belakang
perubahannya, secara linguistik sangat menarik perhatian saya pribadi.
Kata penyerahan dapat
diartikan terjadi suatu transaksi di mana pihak yang menyerahkan aktif dan
pihak yang menerima bersifat pasif. Selain itu penyerahan bisa pula diartikan
pihak yang menyerahkan suka-rela. Dan saya kira ini yang menjadi alasan kata
tersebut dicoret dan diganti dengan pemindahan. Para pendiri NKRI menyadari
bahwa kemerdekaan RI bukanlah pemberian suka-rela dari pihak Jepang atau pihak
manapun.
Sebaliknya pemindahan kekuasaan
boleh diartikan pemindahan utuh, tidak ada perbedaan setelah dipindahkan dari
tangan penjajah ke tangan RI. Pada pemindahan kekuasaan tidak saja melekat hak
tetapi juga sekaligus tanggung jawab.
Ini keren. Pendiri bangsa ini sangat sadar linguistik!!! Apa jadinya nasib Republik yang baru lahir ini bila ia menyatakan diri sebagai bayi yang diserahkan, bukan dilahirkan oleh Ibu Pertiwi dan dibuahi darah para pahlawan?
Secara keseluruhan teks Proklamasi yang
ditulis tangan maupun yang diketik hanya terdiri dari 33 kata termasuk judul
"Proklamasi".
Terlalu singkat?
Tentu saja tidak! Walaupun hanya 33 kata
telah merangkumkan sejuta makna dan tegas tepat mengenai sasaran. Silakan
perhatikan kalimat demi kalimat (walaupun hanya dua kalimat saja):
1. Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Kami bangsa Indonesia—sebuah bangsa,
bukan golongan ataupun perorangan.
Menyatakan: —membuat nyata,
memperjelaskan, memperlihatkan kepada dunia, bahwa sebuah bangsa baru telah
merdeka dari penjajahan. Dan bangsa itu bernama Indonesia (bukan Jawa, Padang,
Batak, Ambon, Papua, Sunda atau apapun, Indonesia).
2. Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara yang seksama dan dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
Perlu dicatat di sini bahwa kata
[DISELENGGARAKAN] awalnya menggunakan kata [DIOESAHAKAN]. Secara linguistik
diusahakan mengandung ketidakpastian. Sepadan dengan kata try dalam bahasa Inggris. Try
is not do. No action is taken yet. Tetapi diselenggarakan berarti sebuah
tindakan.
Kapan mulai diselenggarakan? Dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya, namun keterbatasan waktu bukan berarti para pendiri
NKRI boleh nego-nego. Tidak boleh sembarangan, harus secara seksama!
Wow! Dahsyat!
3. Atas nama bangsa Indonesia.
Jelas pernyataan kemerdekaan ini oleh
bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta bukan hanya mewakili, tetapi menjadi satu-kesatuan.
Sebelum diketik Ir. Soekarno menulis "Wakil2 bangsa Indonesia" yang
terkesan kurang tepat. Sebab wakil berarti hanya mewakili dengan kekuasaan
terbatas. Tetapi mengatasnamakan kelahiran sebuah bangsa hanya dapat dilakukan
pemimpin bertanggung jawab.
Informasi tambahan mengenai 17
boelan 8 tahoen 05. Saya tidak tahu apakah Anda menyadari atau tidak,
tahun pada naskah proklamasi asli yang tersimpan di Museum Nasional Monas bukan
1945, atau 45 melainkan 05, ya, nol lima. Tetapi saya sendiri baru pertama kali
menyadarinya. Saya tidak ingat kalau saya pernah mendengar guru-guru sejarah
atau penatar P4 menjelaskan tentang hal ini. Mungkin saya sendiri yang kurang
menyimak. Nah, sebenarnya nol lima itu adalah tahun Showa 2605 menurut
penanggalan Kekaisaran Jepang yang penghitungannya dimulai pada tahun 660 SM, yaitu saat Kaisar Jimmu naik tahta.
Apakah penggunaan tahun Jepang mengurangi nilai naskah ini? Saya rasa tidak walaupun saya tidak sepenuhnya kapabel menjelaskan ini. Perkiraan saya, sejak dijajah Jepang, orang-orang mulai terbiasa menggunakan kalendar Jepang. Selain itu para penyusun naskah proklamasi menghindari kebingungan melakukan pemilihan sebab paling kurang terdapat 6 kalendar (selain kalendar Jepang) yang dikenal di Indonesia waktu itu. Keenam kalendar tersebut kental dengan golongan yang beraneka ragam.
Dirgahayu
Republik Indonesia 17 Agustus 2020, MERDEKA!!!????? HARUS DONG AH...!
Bagaimana caranya? Lawanlah Covid-19 dan jagalah kesehatan dan keselamatan diri dan orang lain serta bersama-sama.
Comments
Post a Comment