Tulisan di bawah ini pernah saya muat di website lama 5 tahun silam. Ketika membangun website baru, saya tidak mengikutsertakan artikel ini. Beberapa hari yang lalu, tepatnya 1 Oktober 2013, ternyata saya baru saja merayakan dirgahayu 5 tahun status self employed. Untuk memperingati hari bersejarah tersebut, saya me-repost artikel ini dengan tambahan-tambahan catatan dan foto-foto baru.
Karma Yoka
Telah kukatakan sejak dahulu, oh Anagha
Ada dua disiplin dalam hidup ini,
Jalan ilmu pengetahuan bagi cendekiawan
Jalan tindakan, kerja bagi karyawan
Karma Yoga, Sloka 3
Tanggal 30 September 2008 telah saya tetapkan menjadi hari
terakhir ber-dharma sebagai karyawan. Selama 25 tahun lebih saya telah
mengabdi di 7 perusahaan, mulai dari perusahaan keluarga hingga multinasional.
Perjalanan karir saya dimulai dari tingkat paling dasar, clerk atau staf administrasi pada tahun 1982 dan tujuan saya adalah
jabatan manager keuangan di perusahaan bertaraf internasional (entah mengapa
saya bercita-cita seperti itu, atau apa yang menginspirasi saya tidak begitu
ingat).Tujuan saya sebenarnya telah tercapai pada tahun 1997 ketika
saya bergabung dengan sebuah perusahaan multinasional di Jakarta. Dan ketika
akhirnya saya resign 3 tahun kemudian sebenarnya saya telah berbisnis sendiri.
Selama setahun bisnis tersebut bertumbuh kembang, namun saya belum merasa
“cukup”. Saya masih ingin menantang diri saya bekerja sekali lagi di suatu
perusahaan multinasional di mana kompotensi diri saya akan diakui sejajar
dengan kolega-kolega saya dari negara-negara lain di seluruh dunia. Hal inilah
yang mengantarkan saya bergabung dengan PT PQ Silicas Indonesia yang waktu itu
masih bernama PT Crosfield Indonesia.Tiga tahun pertama harus saya akui sebagai tahun-tahun yang
memuaskan. Berbagai kesulitan dan kesempatan untuk berekspresi begitu terbuka.
Tetapi memasuki tahun keempat, saya mulai merasa seperti seekor ikan yang telah
bertambah gemuk dalam akuarium yang tidak pernah bertambah luas.
"Jangan menyia-nyiakan balok kayu yang cocok untuk
tiang rumah sebagai kayu sumpit."
tiang rumah sebagai kayu sumpit."
Pepatah Tiongkok
Memasuki tahun kelima saya merasa semakin gelisah karena banyaknya potensi diri yang tidak termanfaatkan. Potensi saya sebesar balok kayu yang bagus untuk membuat tiang rumah, tetapi hanya dimanfaatkan untuk membuat sumpit, sungguh suatu pemborosan! Sambil tetap menjalankan dharma saya sebagai Direktur Komersial yang baik, saya mulai giat mengisi diri dengan pengetahuan dan ketrampilan di luar bidang yang selama ini telah saya kuasai benar: Keuangan, Akuntansi, Perpajakan, Perdagangan Internasional, Supply Chain dan lain-lain. Saya menginvestasikan sebagian besar penghasilan saya untuk membayar kursus-kursus hingga keluar negeri, antara lain NLP (Neuro Linguistic Programming).
Berkolaborasi dengan trainer hebat, dosen, pelawak, penyiar, pendidik, pendeta, ustad dan profesional April 2009. |
Harus jujur saya akui bahwa memutuskan untuk meninggalkan
puncak karir tidaklah mudah. Seperti saya katakan di atas, pada awalnya
pekerjaan ini memberikan banyak tantangan, dengan kata lain banyak kesulitan
yang harus dihadapi, dan setelah semuanya berjalan lancar harus ditinggalkan
sudah pasti saya merasa sayang.
Di samping itu paket remunerasi yang lumayan besar memungkinkan saya memfasilitasi gaya hidup yang nyaman membuat saya semakin berat beranjak. Sedikit tambahan bahan bakar pendorong akhirnya tersedia ketika perusahaan ini untuk kedua kalinya merger dengan perusahaan lain.
Lalu ketika saya mengajukan email pengunduran diri kepada atasan saya di Inggris, beliau bertanya apakah saya mengundurkan diri karena tidak hepi dengan pekerjaan saya? Saya jawab pertanyaannya dengan jujur bahwa bahagia atau tidak itu relatif, tergantung bagaimana kita menyikapi pekerjaan itu.
Atasan saya itu masih penasaran dan bertanya apakah saya merasa tidak cocok dengan kolega saya? Saya kembali menjawab pertanyaannya dengan jujur, bahwa setiap profesional harus dapat mengendalikan perasaan dan menggunakan logikanya di tempat kerja, dengan demikian tidak ada alasan untuk merasa tidak cocok dengan kolega kita.
Sesungguhnya saya tidak merasa ada masalah berinteraksi dengan rekan-rekan sekerja, saya hanya tidak dapat lagi menemukan “klik” bekerja di suatu organisasi yang terstruktur. Terus-terang saja saya tidak tahu apakah rekan-rekan sekerja saya berpendapat apa? Bagi saya pribadi, saya tahu ini merupakan suatu keputusan yang benar. Saya bangga akhirnya saya sanggup mengambil keputusan berat ini, meninggalkan akuarium sempit ini dan terjun ke samudera lepas.
Walaupun saya tidak tahu apa yang akan saya hadapi, barangkali ikan hiu yang siap menelan saya, barangkali saya akan menemukan harta karun dari kapal karam, atau terhanyut semakin jauh, tetapi saya pasti akan satu hal: saya bebas menggapai kebahagiaan dalam hidup yang singkat ini.
Di samping itu paket remunerasi yang lumayan besar memungkinkan saya memfasilitasi gaya hidup yang nyaman membuat saya semakin berat beranjak. Sedikit tambahan bahan bakar pendorong akhirnya tersedia ketika perusahaan ini untuk kedua kalinya merger dengan perusahaan lain.
Lalu ketika saya mengajukan email pengunduran diri kepada atasan saya di Inggris, beliau bertanya apakah saya mengundurkan diri karena tidak hepi dengan pekerjaan saya? Saya jawab pertanyaannya dengan jujur bahwa bahagia atau tidak itu relatif, tergantung bagaimana kita menyikapi pekerjaan itu.
Atasan saya itu masih penasaran dan bertanya apakah saya merasa tidak cocok dengan kolega saya? Saya kembali menjawab pertanyaannya dengan jujur, bahwa setiap profesional harus dapat mengendalikan perasaan dan menggunakan logikanya di tempat kerja, dengan demikian tidak ada alasan untuk merasa tidak cocok dengan kolega kita.
Sesungguhnya saya tidak merasa ada masalah berinteraksi dengan rekan-rekan sekerja, saya hanya tidak dapat lagi menemukan “klik” bekerja di suatu organisasi yang terstruktur. Terus-terang saja saya tidak tahu apakah rekan-rekan sekerja saya berpendapat apa? Bagi saya pribadi, saya tahu ini merupakan suatu keputusan yang benar. Saya bangga akhirnya saya sanggup mengambil keputusan berat ini, meninggalkan akuarium sempit ini dan terjun ke samudera lepas.
Walaupun saya tidak tahu apa yang akan saya hadapi, barangkali ikan hiu yang siap menelan saya, barangkali saya akan menemukan harta karun dari kapal karam, atau terhanyut semakin jauh, tetapi saya pasti akan satu hal: saya bebas menggapai kebahagiaan dalam hidup yang singkat ini.
Selama ini saya berusaha
mencintai apa yang harus saya lakukan, dan mulai 1 Oktober 2008 saya akan
melakukan apa yang saya cintai. Yang pertama membutuhkan banyak pengorbanan
sedangkan yang kedua memberikan banyak kesenangan.
Apa yang sebenarnya akan saya lakukan selanjutnya? Kutipan
dari Bagavadgita, Karma Yoga, Sloka 3, saya memilih jalan ilmu pengetahuan
dengan menjadi cendekiawan dan meninggalkan jalan tindakan sebagai karyawan.
Saya akan menggunakan pengetahuan, ketrampilan plus pengalaman sebagai praktisi
berpuluh-puluh tahun untuk membantu orang-orang lain maju ke puncak kehidupan
mereka. Puncak kehidupan yang tidak saja menyediakan kejayaan atau kesuksesan
melainkan juga kebahagiaan. Saya memilih jalan memberikan petunjuk (konsultasi)
kepada orang-orang yang membutuhkan. Saya memilih jalan mengajarkan apa yang
saya kuasai kepada siapa saja yang menginginkan kesuksesan. Saya memilih bebas
dari kukungan dan batas-batas birokrasi dan kemapanan.
Akhirnya saya ingin mengutip tulisan
Andy F Noya seperti termuat di http://www.kickandy.com// yang baru-baru ini
juga mengambil suatu keputusan besar untuk mengundurkan diri dari Metro TV:
Berbahagialah mereka yang menikmati
pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah
berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.
Lima Tahun Sesudahnya
Barangkali Anda ingin tahu, apakah selama lima tahun ini, saya benar-benar merasa lebih bahagia dan apakah saya pernah merindukan akuarium kecil yang nyaman itu? Baiklah. Lima tahun yang lalu, beberapa saat sebelum meloncat dari akuarium yang nyaman ke dalam lautan luas, saya menghadapi ketidakpastian. Bagaimana pun juga ada sebersit ketakutan akan tersesat di lautan luas atau dimakan ikan-ikan buas yang lebih besar. Tetapi sekali keputusan dibuat, maka tidak ada pilihan lain selain berenang terus hingga mencapai tepian yang dituju.
Bersama para mentor DR.HC. Adjie Susanto dan Ibu Satyawati dari Union Corporation, 25 Nov 2008. |
Nyatanya selama lima tahun bukan saja bisa bertahan, namun saya dapat berenang kesana kemari dengan bebas dan merasa bahagia. Dibandingkan dengan trainer senior lain yang telah berkiprah berpuluh-puluh tahun, kemajuan yang saya capai boleh dibilang membesarkan hati.
Saya bersyukur bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan sosial media turut mempercepat pertumbuhan bisnis kami. Saya tahu akuarium lama itu benar-benar nyaman, tetapi ternyata saya merasa lebih seru berenang di laut lepas seperti sekarang ini, dan saya sungguh bersyukur sebab Tuhan memelihara saya di mana pun saya berkarya. Jika ada di antara Anda yang membaca artikel ini sedang merencanakan perpindahan dari kuadron (Quadrant) E ke S, tolong jangan menggampangkan hal ini.
Modal nekat tidak akan berhasil. Jika Anda membaca tulisan ini dari awal Anda pasti tahu bahwa saya melakukan persiapan sejak tahun 2006. Bila ada yang mengatakan kepada Anda bahwa tidak perlu persiapan, dan semakin kepepet akan semakin bersemangat, silakan tanyakan kepada orang itu apakah ia sendiri sudah menjalankan nasihat yang diberikannya? Sedangkan saya, seperti yang Anda ketahui, telah membuktikan bahwa persiapan yang baik, perencanaan yang dilakukan dengan matang dapat meningkatkan probablitas kesuksesan.
Dengan perencanaan yang baik, maka begitu berhenti menerima gaji saya sudah mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang saya lakukan, tetapi selama tiga tahun pertama penghasilan saya belum dapat menyamai remunerasi yang saya terima sebelumnya.
Di samping itu, saya masih harus terus melakukan peningkatan diri. Tahun 2009 hingga 2012 saya berinvestasi cukup besar untuk mendapatkan sertifikasi sebagai consultant dan Master NLP Trainer di Amerika Serikat. Boleh dikatakan hampir semua pengasilan diinvestasikan di sana. Nilainya mungkin sama dengan membeli satu unit mobil 2000 CC seperti fasilitas yang saya terima sebagai direktur dulu.
Seandainya saya tidak melakukan persiapan dan perencanaan yang matang, saya pasti kelabakan untuk mempertahankan gaya hidup yang sama dengan ketika masih di kuadran E. Walaupun Anda merasa berjiwa petualang dan ingin cepat-cepat kaya, tetapi saya menganjurkan terlebih dahulu Anda membeli peralatan berenang yang baik, pelampung dan tabung oksigen sebelum menceburkan diri ke dalam lautan luas. Dengan persiapan dan perhitungan matang sebelumnya, Anda dapat berpetualang dengan gembira!
Satu hal penting lagi yang perlu Anda ketahui adalah bahwa sesibuk-sibuknya pekerjaan sebagai manager, direktur atau karyawan, masih lebih sibuk lagi bekerja sendiri. Hingga Anda memiliki sistem yang bisa bekerja sendiri pun belum menjamin Anda tidak perlu bekerja. Sebagai pengingat, saya ingin tutup dengan mengutip percakapan ketiga tentang Karma Yoga. Sabda Krisna kepada Arjuna:
tidak seorang pun tidak bekerja
walaupun untuk sesaat jua,
sebab dengan tiada berdaya
manusia dibuat bertindak sesuai hukum alam
Dan:
tetapi orang yang dapat
mengendalikan pancainderanya dengan pikiran, oh Arjuna,
dan bekerja tanpa mementingkan diri,
ia adalah orang utama.
Comments
Post a Comment