1. The Structure of Magic Volume I; A Book About Language and Therapy, oleh Richard Bandler dan John Grinder.
Buku pertama NLP ini agak berat untuk dibaca, dan hal ini telah disadari oleh penulis-penulisnya seperti tercermin pada bagian awal buku ini, pada bagian 2. How to Use this Book, dari bab pengantar yang diberi judul Warning to the Reader, Grinder dan Bandler menulis: This book is not a novel, and we recommed that you not attempt to read it as you would a novel (Buku ini bukan buku novel, dan kami menganjurkan agar anda tidak membacanya seperti anda membaca novel).
Bahasa untuk Terapi
Walaupun judulnya mengandung kata magic, dan bahkan sampulnya pun bergambar seorang pesihir dengan topi tinggi meluncip, jubah hitam lengkap dengan tongkat pesihirnya, tidak berarti buku ini berbicara tentang ilmu sihir, melainkan Grinder dan Bandler hendak menyamakan beberapa terapis hebat yang dimodel mereka dengan pesihir. Menurut kedua "pemuda" (waktu itu), kepiawaian Virginia Satir (Family Therapy), dan Fritz Perls (Gestalt Therapy), seperti magic ketika menyembuhkan dan mengatasi berbagai persoalan klien mereka.
Walaupun buku ini merupakan yang disusun setelah menuntaskan proyek modeling Virginia Satir menangani pasien-pasiennya, buku ini tidak dimaksudkan untuk menerangkan cara-cara “monyet meniru monyet lain”, melainkan membahas transformational grammar. Transformational grammar itu sendiri merupakan model dari pada model bagaimana manusia menggunakan linguistik untuk menyatakan pikirannya (deep structure—menurut Chomsky). Jadi, transformational grammar adalah meta model atau model dari suatu model lain. Sejak saat Grinder dan Bandler menggagas ide-ide luar biasa yang kemudian mereka sebut NLP hingga hari ini, Meta Model merupakan model penting yang harus dikuasai seorang praktisi NLP—yang notabene adalah seorang komunikator. Disebabkan cara pembahasannya yang agak ilmiah, buku ini tidak dapat digunakan oleh orang yang baru pertama kali belajar Meta Model dengan tujuan untuk memahami atau mencari tahu makna dari pada Meta Model. Setelah terbiasa menggunakan beberapa pola dari model ini, maka kita akan merasa jauh lebih nyaman dan kemudian kita dapat mengunyah pola-pola yang ada serta menggunakannya dalam terapi.
Apa yang disaksikan Bandler dan Grinder selama memodel Satir adalah kepiawaian Satir menggali informasi dari deep structure para kliennya. Pikiran manusia bekerja dengan suatu cara yang sangat luar biasa ketika memilah-milih informasi apa yang dibutuhkannya. Deletion (penghapusan), Generalization (generalisasi) dan Distorsi mencegah pikiran kebanjiran informasi yang berlebihan, dan juga membantu mengeluarkan informasi atau potongan informasi tertentu yang dibutuhkan. Namun sisi negatifnya sistem operasi otak ini dapat menyebabkan seseorang secara tidak sadar memotong informasi yang kemudian diterima orang lain dengan pengertian berbeda. Sebagai contoh, tanggapan setiap pembaca terhadap potongan kalimat ini dapat sangat berbeda.
“Semua orang akan suka blog yang lucu.”
Bukankah perlu disamakan dulu persepsi saya dengan Anda? Yang pertama adalah orang (siapa? semua orang?) dan yang kedua “lucu” (lucu seperti apa? kata-katanya lucu atau gambarnya? lucu menurut siapa? dst. Ketidakjelasan dan perbedaan persepsi dapat menyebabkan gangguan dalam komunikasi. Maka dari itu Satir akan mengklarifikasi jika mendengar kliennya berkata: “Suamiku tak pernah memperhatikan aku!” Satir akan bertanya: “Tidak pernah? Tidak pernah sekalipun?”
Apa yang membuat Bandler dan Grinder outstanding adalah kejelian mereka menganalisa beberapa terapis menggunakan pola-pola linguistik untuk membantu klien mereka memperluas dan memperkaya peta mental sehingga akhirnya mereka mampu mengubah mindset sebab mendapatkan lebih banyak opsi yang tadinya tidak mereka sadari.
Sedangkan proses modeling memungkinkan apa yang dipelajari Grinder/Bandler dapat diajarkan kepada orang lain. “Tujuan kami adalah menunjukkan kepada anda bahwa Meta-model dapat dipelajari. Kami ingin setiap orang dapat mengakses Meta-model untuk mengekspansi dan memperkaya ketrampilan para penolong—terapis. Berhubung bahasa merupakan alat utama yang digunakan oleh para terapis untuk memahami klien-klien mereka, dan juga merupakan cara utama manusia membuat model dari pengalaman-pengalaman mereka, kami memfokuskan karya kami pada bahasa untuk terapi.” (Halaman 18&19.
Struktur Bahasa dan Struktur Magis
Bab kedua, kedua penulis membahas struktur bahasa secara panjang lebar (saya menduga bab ini ditangani John Grinder yang profesor linguistik di UCLA Santa Cruz waktu itu). Sebenarnya tanpa memahami struktur dan teknikal bab ini pun seorang praktisi NLP tidak akan menemui kesulitan memperkaya peta mental dan mengekspansi pilihan-pilihan berperilaku. Perlu saja dicatat, bahwa walaupun mengacu pada struktur bahasa Inggris, namun bagi pembahasa ibu—bahasa apa saja—struktur bahasa tertentu berlaku bagi orang itu. Bahkan bagi yang tidak menguasai baca tulis bukan berarti ia tidak terpengaruh oleh struktur bahasa aslinya.
Sedangkan bab 3 banyak dibahas bagaimana terapis yang mereka model mengungkap informasi yang terhapus. Seorang klien kedapatan berkata: “ Aku takut.” Klien tersebut benar-benar ketakutan, masalahnya ia tidak tahu secara conscious apa yang ditakutkannya, siapa yang ditakutinya? Tanpa mengetahui informasi-informasi yang telah dihapus itu tentu saja terapis tidak dapat membantu kliennya memperbaiki atau menyembuhkan, membantunya berkembang, mencerahkan dan memodifikasi perilaku (behavior ). Tujuan setiap terapi adalah membantu klien untuk mengubah model of the world (peta mental) orang tersebut. Membantunya menciptakan lebih banyak pilihan. Dan di sinilah Meta-model memberikan sumbangsih yang signifikan.
Mantra Untuk Pertumbuhan dan Potensi
Judul bab 4 terdengar senada dengan judul buku dan penyihir berjenggot putih pada sampul, mantra-mantra untuk pertumbuhan dan pontensi (Incantations for growth and potential).
Di bab ini kedua penulis mengingatkan kita—sebagai terapis—untuk menyadari bahwa ketika ia mendengar sepatah kata yang diucapkan klien, misalnya “aku takut,” maka terapis menerjemahkan ucapan tersebut ke dalam bentuk visual. Dan bila klien kemudian mengatakan, “Mary menyakit aku,” maka kata menyakitkan yang menurut pengalaman seorang berbeda dengan orang lainnya, karena itu terapis tidak bisa sesukanya mempresentasikan kata menyakitkan yang dialami klien seperti yang dialaminya sendiri, “dugaan” ini bisa saja akurat bisa pula tidak. Meskipun tidak secara eksplisit dinyatakan, agaknya penulis menganjurkan terapis untuk mengalibrasi klien dan tidak hanya memasangkan peta mentalnya kepada klien berdasarkan potongan kalimat yang diucapkan.
Dalam proses mendapatkan keutuhan informasi yang terhapus itu, hari ini dikenal pola-pola Meta-model seperti berikut ini:
Deletion:
· Simple deletion (penghapusan sederhana)— Aku takut.
· Unspecified Verb (Kata kerja tidak spesifik)—Ia membuat aku kesal.
· Comparative Deletion (Faktor Pembandingnya terhapus)—Ia lebih baik.
· Judmental (Penghakiman); — Kau salah!
· Nominalization (proses membendakan kata kerja)—Penjualan turun.
Generalization
· Modal Operator of Possibility (Modus operandi kemungkinan-kemungkinan)—Tidak mungkin menyelesaikannya. Tidak mungkin bisa….
· Modal Operator of Necessity (Modus operandi keharusan)—Kau harus menepati janjimu, kau harus menggunakan cara ini.
· Universal Quantifier (Menyamaratakan secara universal)—Kau tak pernah memperhatikan diriku.
Distortion:
· Complex equivalence (Ekuvalensi kompleks)—punya ayah seperti itu pasti menderita.
· Mind Reading (Membaca pikiran/seolah-olah tahu apa yang dipikirkan orang lainnya)— Aku tahu kau suka warna merah.
· Cause Effect (Sebab Akibat)—Suaranya membuatku jengkel.
· Lost Performer (Pelakunya Hilang/tidak jelas)—Katanya.
· Presupposition (Asumsi)—Aku khawatir anakku malas seperti ayahnya.
Kedua penulis berpendapat atau mendapatkan pengalaman dari kelas-kelas pelatihan yang mereka selenggarakan bahwa nominalization merupakan fenomena sulit bagi sebagian besar orang, sebab itu mereka menganjurkan latihan sebagai berikut:
Baca kalimat di bawah ini dan ciptakan visualnya dalam pikiran Anda;
Aku memetik buah mangga.
Aku memetik hitmah.
Kita dapat dengan mudah menciptakan gambar visual aku dan mangga (atau pohon mangga), namun sulit memvisualkan hitmah bukan? Coba lagi pasangan kalimat di bawah ini:
Ketakutanku terlalu besar
Jasku terlalu besar.
Aku memerlukan air
Aku memerlukan kasih-sayang.
Aku sangat takut pada ular.
Aku sangat takut pada kegagalan.
Into The Vortex
Into the vortex dapat diterjemahkan masuk ke dalam kolam air berputar, namun lupakan saja artinya, intinya pada bab 5, Bandler dan Grinder membagikan contoh skrip dengan penjelasan-penjelasan atau komentar menurut observasi. “Maksud kami adalah ingin memperlihatkan bagaimana Meta-model dalam operasionalnya.” (Halaman 111). Kedua penulis sangat berhati-hati dan mengingatkan pembaca, bahwa komentar-komentar yang mereka buat belum tentu sama dengan yang dilihat, didengar dan dirasakan terapis yang sedang mereka amati. Sebagai contoh:
Ralph (klien) dikutip berkata: “Well,…I’m not really sure…” (Ya,…aku tidak benar-benar yakin…” dan diberi komentar oleh kedua penulis: Tantangan yang terapis terhadap generalisasi berhasil, klien mulai ragu-ragu.
Setelah itu terapis menginterupsi: “Ok, apakah kamu ingin mencari tahu?” Diberi komentar: Terapis mengenali gejala bahwa tantangannya berhasil karena ia mendengar kliennya berkata: Well,…I’m not really sure….—merupakan Surface Structure klien—dan bergerak cepat mengarahkan klien untuk menyambung kembali dengan generalisasinya dengan pengalaman aktual yaitu mendapatkan bantuan yang dibutuhkannya. Komentar-komentar ini tidak dimaksudkan penulis-penulis bahwa terapis yang diobservasi benar-benar berpikir seperti itu, ini semata-mata pengamatan dan penerjemaan yang mereka buat.
On Becoming A Sorcerer’s Apprentice
Bab terakhir Bandler/Grinder mulai membahas Deep Structure. Jika apa yang diucapkan orang dan tertangkap oleh pendengarnya merupakan Surface Structure, maka sebenarnya Surface Structure-lah yang dipresentasikan. “Deep Structure merupakan representasi pengalaman seseorang secara linguistik, namun bukan dunia itu sendiri—realitas.
Di saat menjalankan terapi, selain menggunakan inderawi, juga dianjurkan agar menggunakan kategori set yang diciptakan Virginia Satir, yakni mengorganisasi struktur referensial ke dalam tiga komponen utama, yakni:
1. Konteks—apa yang sedang terjadi dalam dunia klien (model of the world-nya klien).
2. Apa yang klien rasakan terhadap apa yang sedang terjadi dalam dunianya.
3. Persepsi klien apa yang dirasakan orang-orang di sekitarnya terhadap apa yang sedang berlangsunfg/terjadi (menurut representasi klien).
Perlu pula ditandai bahwa bab 6 ini bertujuan memberikan beberapa teknik psycotherapy yang telah teruji, misalnya selain Family Therapy adalah Double Binds. Tentu saja ada Gestalt Therapy dan lain-lain. Menurut pengamatan kedua penulis selama proses modeling, semua teknik terapi dapat ditingkatkan keefektifannya, diajarkan dan dipelajari dengan mengaplikasikan Transformational Grammar atau Meta-model.
Buku ini memang tidak bisa hanya dibicarakan, atau dibaca sepintas lalu, bagi yang ingin mempelajari teknik-teknik terapi dengan Meta-model, perlu membaca, memahami dan mempraktekkannya, setelah itu membaca lagi untuk membandingkan praktek dengan teori.
Apakah seorang terapis perlu menambah pengetahuan linguistik? Saya tidak tahu, namun saya juga belum pernah tahu ada anjuran seperti itu. Maka ada baiknya bila saya kutipkan beberapa kalimat yang ada hubungannya pada bagian kesimpulan.
Transformational linguistik telah mengembangkan beberapa konsep dan mekanisme yang dapat mendeskripsikan bagaimana sesungguhnya manusia berbicara—Surface Structure—mereka merepresentasikan Deep Structure yang merupakan kepenuhan representasi linguistik mereka. Meta-model mendeskripsikan konsep-konsep ini secara eksplisit; kasus-kasus khusus dari modeling umum proses Generalisasi, Distorsi dan Penghapusan.
Dengan mengadaptasi konsep-konsep dan mekanisme model transformational dari sistem representasi manusia untuk tujuan terapi inilah kami menciptakan Meta-model untuk terapi
Lanjut membaca The Structure of Magic Volume II
Lanjut membaca The Structure of Magic Volume II
Comments
Post a Comment